Minggu, 12 Januari 2014

MUATAN LOKAL PERTANIAN ( KOMPOS )


 
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang  dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik.
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energy.


KEUNTUNGAN KOMPOS
1. Lebih ramah lingkungan, tidak merugikan kesehatan dan tidak mencemari lingkungan
2. Bahan mudah didapat, selalu tersedia setiap hari dan tentunya tidak perlu membeli
3. Cara membuatnya sedrhana, tidak memerlukan peralatan canggih ataupun mahal
4. Dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan jumlah makhluk hidup (mikroba) di dalam tanah yang mampu membantu pertumbuhan tanaman
Manfaat kompos dalam memperbaiki sifat tanah adalah:
- Memperkaya unsur hara tanah (bahan makanan untuk tanaman)
- Memperbesar daya ikat tanah berpasir
- Memperbaiki struktur tanah berlempung
- Mempertinggi kemampuan menyimpan air
- Memperbaiki drinase dan porositas tanah
- Menjaga kestabilan suhu tanah
- Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara
- Meningkatkan pengaruh (efisiensi) pupuk kimia (pupuk buatan).
KEKURANGAN KOMPOS
1. Kandungan unsur hara tidak bisa diketahui secara pasti
2. Kandungan unsur hara lebih rendah dibandingkan dengan pupuk anorganik
3. Tanaman tidak bisa menyerap unsur hara dari kompos lebih cepat, dibandingkan dengan pupuk organik
4. Proses pembuatan yang tidak hati-hati dapat mengandung telur dan larva hama.


Perbedaan kompos dengan humus.

Humus adalah sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami proses perombakan oleh organisme dalam tanah atau biasa disebut mengalami dekomposisi, proses ini terjadi secara alami di alam atau dengan kata lain tanpa campur tangan manusia. Humus biasanya berwarna coklat kehitaman (berwarna gelap), barada dalam keadaan stabil dan dijumpai terutama pada lapisan tanah bagian atas. Pengertian lain dari humus adalah bahan organik yang terdiri dari bahan organik bukan humus yang dibagi lagi menjadi humin, fulfic acid dan asam humus. Ewusie (1990) menjelaskan tentang proses terjadinya humus di hutan tropis, dia menyatakan bahwa pada permukaan tanah terdapat lapisan serasah daun yang terdiri dari daun yang baru jatuh dan bagian-bagian tanaman lainnya, sebagian diantaranya telah mengurai. lapisan ini terus menerus diserang oleh bakteri, jamur, rayap dan mungkin juga dimakan cacing, serangga, dan hewan lainnya. Hasil dari berbagai aktifitas ini masuk ke dalam tanah, besama akar dan tubuh jasad renik tanah yang mati, terurai dalam tanah membentuk humus.

SEDANGKAN

Kompos adalah hasil penguraian dari campuran bahan-bahan organik dimana proses penguraian ini dapat dipercepat oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang sesuai. Proses ini (pembentukan kompos) biasa disebut dengan istilah pengomposan, dimana pengomposan ini dapat dibantu oleh manusia dengan cara mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Diantaranya adalah dengan membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi dan penambahan aktivator pengomposan.



Banyak cara yang digunakan untuk pengomposan salah satunya adalah :
1.       Kenapa  pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan?,  karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik. Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksitanamanmenjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.


Bahan baku pengomposan adalah semua material yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpurcair dan limbah industri pertanian.
               
Contoh bahan baku pengomposan dari pertanian :
Limbah dan residu tanaman Jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang dan sabut kelapa.
Limbah & residu ternak Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, cairan biogas tanaman airAzola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air.

Kompos banyak memiliki manfaat dari banyak aspek loooo contohnya :
1. Aspek Ekonomi :
  * Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
  * Mengurangi volume/ukuran limbah
  * Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
2. Aspek Lingkungan :
  * Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
    * Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
    * Meningkatkan kesuburan tanah
* Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
* Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
* Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
  * Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
  * Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
  * Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
  * Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar