Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial
oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik.
Pengomposan adalah proses dimana bahan
organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba
yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energy.
KEUNTUNGAN
KOMPOS
1. Lebih ramah lingkungan,
tidak merugikan kesehatan dan tidak mencemari lingkungan
2.
Bahan mudah didapat, selalu tersedia setiap hari dan tentunya tidak perlu
membeli
3.
Cara membuatnya sedrhana, tidak memerlukan peralatan canggih ataupun mahal
4. Dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan jumlah
makhluk hidup (mikroba) di dalam tanah yang mampu membantu pertumbuhan tanaman
Manfaat
kompos dalam memperbaiki sifat tanah adalah:
-
Memperkaya unsur hara tanah (bahan makanan untuk tanaman)
-
Memperbesar daya ikat tanah berpasir
-
Memperbaiki struktur tanah berlempung
-
Mempertinggi kemampuan menyimpan air
-
Memperbaiki drinase dan porositas tanah
-
Menjaga kestabilan suhu tanah
-
Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara
-
Meningkatkan pengaruh (efisiensi) pupuk kimia (pupuk buatan).
KEKURANGAN
KOMPOS
1.
Kandungan unsur hara tidak bisa diketahui secara pasti
2.
Kandungan unsur hara lebih rendah dibandingkan dengan pupuk anorganik
3. Tanaman tidak bisa menyerap unsur hara dari kompos lebih cepat,
dibandingkan dengan pupuk organik
4.
Proses pembuatan yang tidak hati-hati dapat mengandung telur dan larva hama.
Perbedaan
kompos dengan humus.
Humus
adalah sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami proses perombakan oleh
organisme dalam tanah atau biasa disebut mengalami dekomposisi, proses ini
terjadi secara alami di alam atau dengan kata lain tanpa campur tangan manusia.
Humus biasanya berwarna coklat kehitaman (berwarna gelap), barada dalam keadaan
stabil dan dijumpai terutama pada lapisan tanah bagian atas. Pengertian lain
dari humus adalah bahan organik yang terdiri dari bahan organik bukan humus
yang dibagi lagi menjadi humin, fulfic acid dan asam humus. Ewusie (1990)
menjelaskan tentang proses terjadinya humus di hutan tropis, dia menyatakan
bahwa pada permukaan tanah terdapat lapisan serasah daun yang terdiri dari daun
yang baru jatuh dan bagian-bagian tanaman lainnya, sebagian diantaranya telah
mengurai. lapisan ini terus menerus diserang oleh bakteri, jamur, rayap dan
mungkin juga dimakan cacing, serangga, dan hewan lainnya. Hasil dari berbagai
aktifitas ini masuk ke dalam tanah, besama akar dan tubuh jasad renik tanah
yang mati, terurai dalam tanah membentuk humus.
SEDANGKAN
Kompos adalah hasil penguraian
dari campuran bahan-bahan organik dimana proses penguraian ini dapat dipercepat
oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang sesuai.
Proses ini (pembentukan kompos) biasa disebut dengan istilah pengomposan,
dimana pengomposan ini dapat dibantu oleh manusia dengan cara mengatur dan
mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.
Diantaranya adalah dengan membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air
yang cukup, pengaturan aerasi dan penambahan aktivator pengomposan.
Banyak cara yang
digunakan untuk pengomposan salah satunya adalah :
1.
Kenapa pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan?, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta
tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan
dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan
pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan
udara dalam mendegradasi bahan organik. Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang
sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai
upaya untuk memperbaiki
sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga
produksitanamanmenjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan
sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan
kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan
penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media
tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan
baku pengomposan adalah semua material yang
mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah
hijauan, sampah kota, lumpurcair dan limbah industri pertanian.
Contoh bahan baku
pengomposan dari pertanian :
Limbah dan residu tanaman Jerami dan sekam padi,
gulma, batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang
dan sabut kelapa.
Limbah & residu ternak Kotoran padat, limbah
ternak cair, limbah pakan ternak, cairan biogas tanaman airAzola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air.
Kompos
banyak memiliki manfaat dari banyak aspek loooo contohnya :
1. Aspek Ekonomi :
* Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
* Mengurangi volume/ukuran limbah
* Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
2. Aspek Lingkungan :
* Mengurangi polusi udara karena
pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk
akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
* Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
* Meningkatkan kesuburan tanah
* Memperbaiki struktur dan
karakteristik tanah
* Meningkatkan kapasitas penyerapan
air oleh tanah
* Meningkatkan aktivitas mikroba
tanah
* Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa,
nilai gizi, dan jumlah panen)
* Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
* Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
* Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar